BAB II
PEMBAHASAN
ISLAM SEBAGAI PENGTAHUAN ILMIAH
I. Arti dan Perbedaan Antara Pengetahuan, Ilmu dan Filsafat
a. Pengetahuan
Pengetahuan menurut Dr. MJ. Langgeve mengatakan bahwa pengetahuan adalah "kesatuan antara subjek yang mengetahui dan objek yang diketahui". Sebgai contoh, A melihat es batu, lalu tergambar dalam benaknya air yang didinginkan rupanya bisa menjadi beku dan keras seperti batu. Kenapa bisa beku? Apa yang membuat es tersebut menjadi keras, sangat dingin dan sebagainya tidak lagi menjadi objek penyelidikan.
Pengetahuan itu sendiri pada garis besarnya dibagi menjadi dua, yang pertama disebut dengan pengetahuan (ﺤﺿﺭﻯ) hudury atau Knowledge by Present dan yang kedua adalah pengetahuan (ﺍﺻﻭﻟﻰ) ushuly atau Knowledge by Correspondence.
Knolwedge by Present artinya adalah pengetahuan yang diperoleh secara langsung dan tidak memerlukan landasan teori apapun. Contohnya adalah pengetahuan tentang rasa lapar. Rasa lapar diketahui selalu bersamaan dengan rasa lapar itu sendiri, pengetahuan ini tidak membutuhkan pengetahuan luar. Untuk mengetahui rasa lapar kita tidak memerlukan penjelasan dan pengetahuan tentang rasa lapar dari orang lain dan ataupun dari buku-buku teori.
Sedangkan yang Knowledge by Correspondence adalah sebaliknya, pada knowledge by correspondence pengetahuan itu diperoleh harus melalui perantaran semisal melalui perantaran indra dan lain-lain. Tentang pengetahuan knowledge by correspondence ini sendiri sebenarnya masih bisa dibagi menjadi dua bagian lagi, yang pertama disebut dengan pengetahuan rasional dan yang kedua disebut dengan pengetahuan empiris.
Pengetahuan rasional, contohnya adalah pengetahuan tentang matematika, politik, filsafat dan lain lain. Sedangkan yang disebut dengan pengetahuan emphiris contohnya adalah pengetahuan tentang biologi, kimia, fisika dan lain-lain.
Perlu untuk dicatat bahwa, pada tahapan tertentu bisa saja sebuah pengtahuan yang tadinya rasional berubah menjadi emphiris dan sebaliknya yang emphiris bisa dilihat dengan pendekatan rasional
b. Ilmu
Ilmu adalah suatu kata yang berasal dari bahasa Arab yaitu 'Ilmun (ﻋﻟﻢ) yang berarti tahu atau mengetahui. Menurut bahruddin salam dam bukunya filsafat manusia (antropologi metafisika) sebagai berikut:
Ilmu pengetahuan adalah kumpulan mengenai sesuatu hal tertentu (objek), yang memberikan kesatuan yang sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan dengan menunjukkan sebab-sebab dari pada hal atau kejadian itu.
Dari kutipan diatas kami dapat memahami bahwa yang disebut ilmu adalah kumpulan-kumpulan pengetahuan yang diserap/serapan dengan cara sistematis, disusun dengan rapi dan ditata menurut metode dan sistematika tertentu agar dapat dipertanggungjawabkan.
Dengan demikian dapat disimpulkan ilmu adalah suatu pengetahuan yang menggunakan metode atau cara-cara diamping sistematika sehingga dapat sangat memungkinkan untuk mendapatkan kebenaran.
c. Filsafat
Filasafat berasal dari bahasa Arab (ﻔﻟﺳﻓﻪ) orang arab sendiri mengambilnya dari bahasa yunani : "Philosophie". Dalam bahsa yunani philosophie itu merupakan kata majemuk yang terdiri dari "Philo" dan "sopia", kata Prof. I.R. Pujawiyatna "Philo artinya cinta dalam arti seluas-luasnya. Sofia artinya kebijaksanaan".
Kata filsafat itu lebih jauh dijelaskan oleh Drs. Amsal Bukhari, MA. Belia mengambil ulasan Al Farabi menyatakan bahwa, "filsafat adalah pengetahuan tentang alam yang maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat sebenarnya".
Apa yang dipaparkan oleh Al Farabi dicontohkan tentang kedudukan manusia dalam realita jagat raya ini. Ini harus dikaji dengan pemikiran yang mendalam, luas, universal, radikal, sistematis, kritis, deskritif, analisis, evaluatif dan spekulatif.
Dan dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah ilmu yang menerangkan dan menggunakan metode dan sistem guna mendapatkan apa yang ingin diketahui secara mendalam dan mengakar melebihi apa yang didapatkan oleh ilmu pengetahuan.
Perbedaan Filsafat, Ilmu dan Pengetahuan
Sebagai kesimpulan ialah perbedaan antara pengetahuan, ilmu dan filsafat adalah bahwa pengetahuan itu berada pada tahap pertama yaitu sekedar mengetahui secara umum dan tidak sampai mengakar, sedangkan ilmu sudah sampai pada tahapan yang ke dua yaitu pengenalan secara rasio, artinya keberadaan manusia (manusia sebagai objek) dengan segala sifat-sifatnya sudah dianalisa secara akal, sehingga tidak bertanya-tanya dan ragu-ragu. Dan perbedaan ilmu dan filsafat adalah filsafat objeknya universal atau berifat umum sementara ilmu bersifat khusus.
Kemudian penjelajah ilmu akan puas dengan teori-teorinya, sedangkan filasafat terus berenag dan menyelam pada uji cobadan eksperimen, seperti halnya yang dilakukan Ibrahim ketika ingin mengetahui cara menghidupkan yang mati. (QS. Al-Baqarah: 260)
øÎ)ur tA$s% ÞO¿Ïdºtö/Î) Éb>u ÏRÍr& y#ø2 Çósè? 4tAöqyJø9$# ( tA$s% öNs9urr& `ÏB÷sè? ( tA$s% 4n?t/ `Å3»s9ur £`ͳyJôÜuÏj9 ÓÉ<ù=s% ( tA$s% õãsù Zpyèt/ör& z`ÏiB Îö©Ü9$# £`èd÷ÝÇsù y7øs9Î) ¢OèO ö@yèô_$# 4n?tã Èe@ä. 9@t6y_ £`åk÷]ÏiB #[ä÷ã_ ¢OèO £`ßgãã÷$# y7oYÏ?ù't $\÷èy 4 öNn=÷æ$#ur ¨br& ©!$# îÍtã ×LìÅ3ym ÇËÏÉÈ
Artinya : "Dan (Ingatlah) ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati." Allah berfirman: "Belum yakinkah kamu ?" Ibrahim menjawab: "Aku Telah meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku) Allah berfirman: "(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah semuanya olehmu. (Allah berfirman): "Lalu letakkan diatas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, Kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera." dan Ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."
Filsafat titik tekan kajiannya adalah ontologi sementara Ilmu Pengetahuan (Science) titik tekan kajiannya adalah Epitimologi sehingga kalau kita buat dalam sebuah bagan maka bentuknya akan menjadi seperti ini :
Ontologi berbicara tentang benda atau objeknya, Objek ontologis itu sendiri ada dua, yang pertama disebut sebagai objek materi phisik dan yang kedua disebut sebagai objek materi non phisik. Sedangkan Epistimologi berbicara tentang subjeknya, yaitu berbicara tentang si orang yang menilai atau yang mempelajari atau yang mengamati si objek ontologi melalui indra, akal dan hati.
Jadi bisa dikatakan dengan ringkas bahwa pengetahuan itu melekat didiri si pengamat atau subjek sehingga jika si subjek berbeda tafsir terhadap objek yang sama maka yang perlu diperiksa adalah seberapa jauh pengetahuan si subjek terhadap objek tersebut.
Kenapa demikian? Karena pada hakekatnya yang mempunyai pengetahuan adalah si subjek sementara objek material yang diamati atau yang dijadikan penelitian itu sama sekali tidak memiliki pengetahuan dan keberadaannya juga tidak akan berubah hanya karena kesalahan tafsir dari subjek yang mengamatinya.
II. Metode Ilmiah dan Stuktur Pengetahuan Ilmiah
a. Metode Ilmiah
Nazir (1998) menjelaskan, metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secra sistematis berdasarkan bukti fisis (Ahmad Tanzeh:2009). Ilmuan melakukan observasi serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Metode ilmiah boleh dikatakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis. Karena ideal dari ilmu adalah untuk memperoleh interelasi yang sistematis dari fakta-fakta, maka metode ilmiah berkehendak untuk mencari jawaban tentang fakta-fakta dengan menggunakan pendekatan yang sistematis.
Menurut Almack (1930) dalam Ahmad Tanzeh (2009), metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Sedangkan Ostle berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu interelasi.
Kriteria Metode Ilmiah
Metode ilmiah dalam meneliti mempunyai kriteria serta langkah-langkah tertentudalam bekerja, seperti dalam tabel berikut:
Metode Ilmiah | |
Kriteria | Langkah-langkah |
a. Berdasarkan fakta b. Bekas dari prasngka c. Menggunakan prinsip-prinsip analisis d. Menggunakan hipotesa e. Menggunakan ukuran yang objektif f. Menggunakan teknik kuantifikasi | a) Memilih dan mendefinisikan masalah b) Survey terhadap data yang tersedia c) Mempormulasikan hipotesa d) Membangun kerangka analisa e) Mengumpulkan data primer f) Mengolah, menganalisa serta membuat interpretasi g) Membuat generalisasi dan kesimpulan. h) Membuat laporan |
Diadaptasi dari Nazir 1988;42
Supaya suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut ilmiah, maka metode tersebut harus mempunyai beberapa kriteria, yaitu:
v Berdasarkan Fakta
Keterangan-keterangan yang ingin diperoleh dalam penelitian, baik yang akan dikumpulkan dan yang akan dianalisa, haruslah berdasarkan fakta-fakta yang nyata. Bukan berdasarkan pada daya khayalan, kira-kira, legenda atau sejenisnya.
v Bebas dari Prasangka
Metode ilmiah harus bebas dari prasangka, bersih dan jauh dari pertimbangan subyektif. Menggunakan suatu fakta haruslah dengan alasan dan bukti yang lengkap dan dengan pembuktian.yang obyektif.
v Menggunakan prinsip analisa
Dalam memahami serta memberi arti terhadap fenomena yang kompleks, harus menggunakan prinsip analisa. Semua masalah harus dicari sebab musabab serta pemecahannya dengan mengguanakan analisa yang logis. Fakta yang mendukung tidaklah dibiarkan sebagaimana adanya atau hanya dibuat deskripsinya saja. Tetapi semua kejadian harus dicari sebab akibat dengan menggunakan analisa yang tajam.
v Menggunakan hipotesa
Dalam metode ilmiah, peneliti harus dituntun dalam proses berpikir dengan menggunakan analisa. Hipotesa harus ada untuk mengonggok-kan persoalan serta memandu jalan pikiran ke arah tujuan yang ingin dicapai sehingga hasil yang ingin diperoleh akan mengenai sasaran dengan tepat. Hipotesa merupakan pegangan yang khas dalam menuntun jalan pikiran peneliti.
v Menggunakan ukuran obyektif
Kerja penelitian dan analisa harus dinyatakan dengan ukuran yang obyektif. Ukuran tidak boleh dengan merasa-rasa atau menuruti hati nurani. Pertimbangan-pertimbangan harus dibuat secara obyektif dengan menggunakan pikiran yang waras.
v Menggunakan kuantifikasi
Dalam memperlakukan data ukuran kuantitatif yang lazim digunakan, kecuali untuk atribut-atribut yang tidak dapat dikuatifikasikan. Ukuran-ukuran yang digunakan misalnya ton, mili meter, detik, tak hingga dan sebagaimana. Bukan menggunakan ukuran sejauh mata memandang, sehitam pekat aspal dan sebagainya yang dianggap tidak dapat diukur dengan akal manusia. Kuantifikasi yang mudah adalah dengan menggunakan ukuran nominal, ranking dan rating.
b. Struktur Pengetahuan Ilmiah
Struktur artinya adalah susunan, dengan menggabungkan struktur bersama pengetahuan. Artinya menjadi susunan pengetahuan dan ditambah lagi dengan kata ilmiah yang berarti harfiahnya adalah susunan pengetahuan yang tertata dengan baik dan sistematis.
III. Klasifikasi Pengetahuan Ilmu Alam, Ilmu Sosial dan Humaniora
A. Pengetahuan Ilmu Alam
B. Ilmu Sosial
C. Humaniaora
IV. Pendekatan Pokok Studi Ilmiah: Interdisiplin dan Multidisiplin
a) Interdisiplin
Inter artinya antara , dan disiplin maksudnya adalah ilmu pengetahuan. Jadi interdisiplin adalah pengkajian yang meliputi berbagai bidang ilmu pengetahuan. Disini dalam melakukan suatu penelitian cenderung untuk memdukan antara disiplin berbagai ilmu pengetahuan.
b) Multidisiplin
Penelitian bersifat multidisiplin adalah pengkajian tersebut menggunakan banyak disiplin.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur'an dan Terjemahnya, 2005, CV. Dipenogoro: Bandung
Tanzeh, Ahmad. 2009. Pengantar metode penelitian, Teras, Yogyakarta
Nazir, Moh. 1998. Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta.
http://Pendekatan dan Metode Studi Islam « Al-Asyraf.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar