Senin, 31 Januari 2011

Beberapa Pengembangan dari Model Pembelajaran Kooperatif




  1. Student Teams Achievement Division (STAD) / Tim Siswa Kelompok Berprestasi
                  Merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana       yang    dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-teman di Universitas        John     Hopkin.
                  Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1)      Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll)
2)      Guru menyajikan pelajaran
3)      Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya yang tahu menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
4)      Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu
5)      Memberi evaluasi
6)      Kesimpulan

  1. Jigsaw/ Model Tim ahli
                        Jigsaw telah dikembangkan dan diujicoba oleh Elliot Aronson dan teman- teman di Universitas Texas dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan             teman- teman di Universitas John Hopkins. Jigsaw ini mengajak semua siswa    mengajarkan sesuatu. Setiap siswa mempelajari sesuatu yang dikombinasi     dengan            materi yang telah dipelajari oleh peserta lain menjadi sekumpulan             pengetahuan    yang utuh (Silberman, 2005).
                        Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1)      Siswa dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim
2)      Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
3)      Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
4)      Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka
5)      Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
6)      Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
7)      Guru memberi evaluasi
8)      Penutup

  1. Investigasi Kelompok
     Investigasi kelompok dikembangkan pertama kali oleh Thelan dan diperluas oleh Sharan dan kawan-kawan dari Universitas Tel-Aviv Israel. Dalam model ini siswa terlibat dalam perencanaan baik topik yang dipelajari maupun jalannya penyelidikan. Pendekatan ini memerlukan norma dan struktur kelas yang lebih rumit daripada model pembelajaran yang berpusat pada guru. Selain itu, pendekatan ini memerlukan keterampilan komunikasi dan kelompok yang baik.
      Berikut tahap-tahap investigasi kelompok :
1)      Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen
2)      Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok
3)      Guru memanggil ketua-ketua untuk satu materi tugas sehingga satu kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain
4)      Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif berisi penemuan
5)      Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua menyampaikan hasil pembahasan kelompok
6)      Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan
7)      Evaluasi
8)      Penutup

  1. tipe TGT (Team Games Tournament)
(Aronson, Blaney, Stephen, Sikes, And Snapp, 1978)
Team Games Tournament atau Turnamen Permainan Tim dikembangkan oleh Aronson, Blaney, Stephen dan Snap. Strategi ini merupakan strategi yang menarik untuk digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaian. Kelebihan strategi ini adalah dapat melibatkan seluruh siswa dalam belajar dan sekaligus mengajarkan kepada orang lain. Strategi ini juga dapat memecah kebekuan siswa yang pasif dan pendiam.
Dalam strategi ini siswa mengikuti permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh poin tambahan pada skor tim mereka. Permainan didesain dari pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan materi pelajaran untuk mengevaluasi tingkat pencapaian kompetensinya. Permainan atau game ini dilakukan dimeja-meja turnamen. Setiap meja turnamen diisi oleh wakil dari masing-masing tim. Yang memiliki kemampuan setara.
Permainan berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada kartu-kartu yang dibaliknya diberi angka sebagai skor. Tiap siswa akan berusaha untuk mengambil dan menjawab pertanyaan dari kartu yang diambilnya sendiri. Skor yang dia peroleh berdasarkan atas angka yang tertera pada kartu yang diambil
Sintaks TGT

Fase 1 : Guru presentasi kelas, menyampaikan tujuan pembelajaran

Fase 2 : Guru membagi kelompok

Fase 3 : Kerja kelompok mengerjakan LKS

Fase 4 : Scafolding. Guru mengadakan bimbingan kelompok

Fase 5 : Quizzes tournament. Pelaksanaan kuis

Fase 6 : Validation. Guru memvalidasi kunci jawaban

Fase 7 : Team recognition (Penghargaan tim)

Fase 8 : Evaluasi oleh guru

Langkah-langkah TGT:

*    Siswa dikelompokkan dalam 4/5 anggota tiap tim
*    Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
*    Guru memberi evaluasi
*    Refleksi



  1. Pendekatan Struktural
                        Pendekatan pembelajaran yang dikembangkan oleh Spencer Kagan dkK ini             memberikan penekanan pada penggunaan struktur tertentu yang      dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Struktur ini menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam kelompok kecil. Struktur yang dikembangkan dapat meningkatkan potensi akademik atau pun           keterampilan sosial atau kelompok. Pendekatan yang terkenal adalah think-    pare share   dan number head  together.
                  Langkah-langkah think-pare share sebagai berikut:
1)      Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai
2)      Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru
3)      Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing
4)      Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya
5)      Berawal dari kegiatan tersebutmengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diuangkapkan para siswa
6)      Guru memberi kesimpulan
7)      Penutup

                  Langkah-langkah number head together sebagai berikut:
1)      Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
2)      Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya
3)      Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya
4)      Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka
5)      Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain
6)      Kesimpulan

  1. Model Pembelajaran P-O-E (Predict-Observe-Explain)
Pengertian
Salah satu model pembelajaran yang berbeda adalah model pembelajaran Model Pembelajaran P-O-E (Predict-Observe-Explain). Pada model ini terdiri dari tiga fase yaitu: Predict atau prediksi/dugaan, Observe atau observasi/pengamatan dan Explain atau penjelasan. Dalam model ini siswa diminta untuk menduga apa yang akan terjadi terhadap suatu fenomena yang akan dipelajari, kemudian guru melakukan kegiatan dan siswa mengamati apa yang dilakukan guru sambil mwencocokkan dengan dugaannya dan terakhir siswa diminta untuk menjelaskan mengapa hal itu bisa terjadi.
Jika dugaan mereka sama dengan hasil pengamatan maka akan terjadi penguatan konsep yang dimiliki siswa, sebaliknya jika yang diamati berbeda dengan yang diduga siswa maka akan terjadi kognitif konflik yang perlu adanya proses akomodasi kognitif dalam pikiran siswa (Piaget, 1972). Perbedaan ini adalah hasil dari perbedaan konsep yang menjadi konsep alternatif bagi siswa, dan bukan merupakan kesalahan konsep (Ausubel, 1990). Hal ini  juga menunjukkan kepada guru bahwa siswa telah mempunyai pengetahuan dan pengertia awal  (existing knowledge and underrstanding) dan dapat dijadikan sebagai starting point untuk membangun ide-ide baru berdasarkan bukti yang mereka saksikan (White & Gunstone, 1992)
Secara singkat P-O-E meliputi beberapa langkah sebagai berikut (Tytler, 1992. p. 18):
Fase-fase
Perilaku guru
Fase 1
Orientasi siswa kepada fenomena yang akan terjadi

Menjelaskan tujuan, alat bahan yang diperlukan, memotivasi siswa agar menduga apa yang akan terjadi terhadap kegiatan yang akan dilakukan guru
Fase 2
Siswa mengamati apa yang dilakukan guru

Guru melakukan kegiatan untuk diamati siswa
Fase 3
Siswa menjelaskan apa yang terjadi dengan kegiatan guru

Siswa diminta  menjelaskan fenomena apa yang terjadi dengan kegiatan yang dilakukan guru

1 komentar:

  1. How to win at The Jackpot - JTM Hub
    Jackpot is a slot machine. There 사천 출장샵 are 4 ways to 광주광역 출장안마 win. · 1) Either 울산광역 출장마사지 a 충청북도 출장안마 jackpot winner is chosen randomly by the jackpot's 춘천 출장샵

    BalasHapus